Solok, (dispertasolok) Pakan merupakan komponen penting dalam usaha ternak. Pemberian pakan yang baik dan cukup akan menentukan keberhasilan usaha ternak yang digeluti peternak. Banyak peternak yang belum memahami atau tidak merasa penting hal ini.
Pakan yang diberikan cukup nutrisi dan tepat pemberian. Pakan yang kurang nutrisi membuat ternak menjadi kurus dan pada akhirnya akan mengurangi fungsi reproduksi dan menurunkan kesehatan ternak. Pemberian pakan yang salah juga menyebabkan ternak menjadi tidak sehat, misalkan pagi hari pemberian pertama adalah pakan konsentrat, setelah sejam kemudian baru pakan hijauan. Kalau ini dilakukan terbalik maka ternak akan mengalami gangguan pencernaan.
Hal ini salah satu yang diajarkan dalam Sekolah Lapang Teknologi Pakan dengan Nara Sumber Yolas Pendra, Fungsional Pengawas Mutu Pakan Madya dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat tanggal 23 Oktober 2019 bertempat di Kelompok Tani Elok Basamo Kota Solok.
Hadir dalam acara yang dihadiri 25 orang peternak berasal dari perwakilan kelompok tani yang mempunyai usaha ternak ini yaitu Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kota Solok, Zeldi Efiza, Kepala Seksi Penerapan Teknologi, Fathoni Abdillah, Plt. Kepala UPTD BPP Kecamatan Lubuk Sikarah sekaligus penyuluh pertanian Kota Solok, Ermanto, Plt. Kepala UPTD BPP Kecamatan Tanjung Harapan, Ramadanus, Koordinator Penyuluh Kota Solok, Nazifah dan Penyuluh Wilayah Aro IV Korong dan IX Korong, Lidia Yuliana.
Pada sambutan pembukaan Kepala Bidang Penyuluhan menyampaikan harapannya agar peserta mengikuti rangkaian sekolah lapang ini dengan baik sampai selesai sehingga mendapatkan bekal untuk dipraktekkan dalam usaha ternaknya.
Materi yang disampaikan nara sumber merupakan pemanfaatan hijauan dengan pengolahan agar dapat meningkatkan nutrisi dan menambah daya simpan sehingga dapat digunakan sewaktu kelangkaan pakan. Materi tersebut adalah teknik pembuatan silase, teknik fermentasi jerami dan pembuatan complete feed.
“Silase adalah bahan pakan ternak berupa hijauan yang disimpan dalam bentuk segarsetelah mengalami proses ensilase. Prinsip utama pembuatan silase adalah menghentikan pernafasan, penguapan sel-sel tanaman dan mengubah karbonhidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara, serta menahan aktifitas enzim dan bakteri pembusuk” tutur nara sumber yang akan pensiun tahun depan.
Nara sumber yang akrab dipanggil “Pak Yon” ini menambahkan “Ciri-ciri silase yang baik adalah berbau harum, tidak berjamur dan mengumpal, kering, lembut, berwarna hijau kekuningan dan mempunyai pH 4 sampai 4,5”.
Sedangkan dalam Materi Teknologi Fermentasi Jerami, Nara sumber senior yang mempunyai 3 orang anak ini memaparkan pengertian, bahan yang dibutuhkan, cara pembuatan dan pemberiannya pada ternak. “Fermentasi dilakukan dengan mengunakan Probiotik sebagai starter. Probiotik berfungsi untuk memecah selulosa menjadi nutrisi yang mudah diserap oleh tubuh ternak”.
Pada materi Complete Feed Pak Yon menyampaikan bahwa Complete Feed yaitu Teknologi formulasi pakan yang mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari HPT (Limbah Pertanian/ Perkebunan) dan konsentrat yang dicampur menjadi satu.
“Keunggulan complete feed yaitu peternak sapi potong mempunyai persediaan pakan sebab dengan fermentasi, pakan komplit dapat bertahan dan simpan lama sebagai cadangan pakan pada saat musim kemarau, kualitas pakan ternak sapi potong penggemukan terjamin dengan nutrisi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan ternak, Complete feed siap diberikan dengan kandungan zat nutrisi lengkap, serta dengan complete feed peternak tidak lagi tergantung terhadap hijauan, Complete feed dapat memberikan penambahan bobot badan lebih optimal, Dengan complete feed peternak tidak perlu lagi membutuhkan lahan yang luas untuk tanaman HPT, enaga kerja yang dibutuhkan cukup 1 orang untuk memelihara 20 ekor sapi potong penggemukan dan Pemberian ransum ini tidak memerlukan tambahan apapun kecuali air minum” Urai Nara Sumber dengan semangat.

Setelah istirahat siang, peserta disuguhi praktek pembuatan silase dan fermentasi jerami. Peserta yang berasal dari Kelompok Tani Wanita Serba Usaha, Kelompok Tani Maju Bersama, Kelompok Ternak Bukik Gombak, Kelompok Tani Muaro Saiyo dan Tuan Rumah Kelompok Tani Elok Basamo antusias melakukan praktek sehingga semua peserta memperhatikan tahapan pembuatannya sampai selesai (fa).