Petani Sinapa Piliang Dilatih Pembuatan Pestisida Nabati

Solok, (dispertasolok) Untuk mengurangi pemakaian pestisida an organik yang dapat menimbulkan residu kimia pada tanah dan hasil panen padi, Dinas Pertanian berupaya terus untuk mengembangkan budidaya pertanian berwawasan lingkungan yang sejalan dengan upaya pengurangan efek pemanasan global.

Pada tanggal 22 Oktober bertempat di Pondok Kelompok Tani Panca Usaha Kelurahan Sinapa Piliang diadakanlah bimbingan dalam bentuk penyampaian materi dan praktek pembuatan pestisida nabati untuk mengatasi penyakit akibat bakteri dan virus pada tanaman padi.

Bertindak selaku nara sumber adalah Apriati dari Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Provinsi Sumatera Barat yang ada di Kota Solok yang didampingi oleh Zainal Bahri selaku Fungsional Pengamat Hama dan Penyakit untuk Wilayah Kecamatan Lubuk Sikarah.

Hadir dalam kesempatan yang diikuti oleh 25 orang peserta yaitu Kepala Seksi Penerapan Teknologi Dinas Pertanian Kota Solok, Fathoni Abdillah, Koordinator Penyuluh Pertanian Kota Solok, Nazifah dan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Lubuk Sikarah sekaligus Penyuluh Wilayah Kelurahan Sinapa Piliang dan VI Suku, Rahmad Yendi.

Pada sambutan, Kepala Seksi Penerapan Teknologi menyampaikan agar ilmu yang didapat dari nara sumber ini dapat diaplikasikan pada budidaya tanaman padi. Agar pengaplikasiannya tidak salah maka peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik sampai selesai.

Sementara itu dalam materinya, Apriati menyampaikan keunggulan dan kelemahan pestida nabati. Keunggulan pestisida nabati adalah hama tidak menjadi resisten, tidak membunuh musuh alami, tidak merusak lingkungan, berbiaya murah dan mudah didapat di lapangan.

“Namun demikian pestisida nabati ini mempunyai beberapa kekurangan yaitu butuh waktu lama dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman, tidak tahan lama dalam penyimpanan sehingga waktu pembuatannya lebih sering, pengaplikasiannya lebih sering sehingga memakan waktu, belum banyak dikomersilkan dan belum ada formulasi baku” tutur wanita asal Gaung Kabupaten Solok ini.

Apriati juga menyampaikan bahwa bahan baku pestisida nabati ini berasal dari tanaman yang ada di sekitar kita seperti babadotan, mimba, daun sirsak, tembelekan, kenikir, serai, kemuning, daun sirih, selasih, cengkeh, kunyit dan bahan lainnya.

“Jika bapak ibu ingin membuat pestisida nabati dari daun pepaya, kita bisa mengambil daun segar yang kemudian dirajang dan direndam dalam air dan ditambahkan minyak tanah serta detergen. Larutan tersebut didiamkan semalam. keesokkan harinya larutan tersebut disaring untuk menjadikan larutan pestisida nabati untuk membasmi penyakit yang diakibatkan oleh virus” papar nara sumber kelahiran 1981 ini.

Setelah nara sumber menyampaikan materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan pestisida nabati untuk membasmi hama dan penyakit padi yang diakibatkan oleh virus dan bakteri.

Penyerahan Bibit Refugia dari Laboratorium Hama Penyakit Tanaman kepada Kelompok Tani Panca Usaha Kota Solok

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan bibit refugia untuk mengurangi resiko tanaman padi terkena hama dengan mengalihkan perhatian hama ke tanaman refugia tersebut dari Laboratorium Hama dan Penyakit Provinsi Sumatera Barat di Solok kepada Kelompok Tani Panca Usaha Kelurahan Sinapa Piliang. Tanaman tersebut berupa bibit bunga matahari (fa).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *